Jumat, 31 Januari 2020

[Review Buku] Jalani, Nikmati, Syukuri



(Cover Buku Jalani, Nikmati, Syukuri)

Judul buku            : Jalani, Nikmati, Syukuri
Penulis                  : Dwi Suwiknyo
Penerbit                : Noktah (Diva Press Group)
Tahun Terbit          : 2018
Tebal                     : 260 Halaman

  Bahagia. Satu kata yang selalu dicari dan diinginkan oleh setiap insan manusia yang hidup di dunia ini. Terlihat simple, tapi dalam mewujudkannya ada beberapa orang yang masih saja searching, menjelajah di dunia internet. Mungkin yang terketik dalam mesin pencariannya seperti ini, “Bahagia itu apa?” Atau mungkin begini, “Tips mudah bahagia?” Kalau sudah begini, rasanya “Bahagia” itu mahal sekali ya harganya. Ibarat bunga yang hanya mekar dalam setahun sekali dan tumbuh pada tempat yang sulit sekali diampiri.


  Eits, tapi tenang. Dalam bukunya ini, Mas Dwi Suwiknyo sudah membocorkan sedari awal tips hidup bahagia. Yaps, tidak lain tipsnya adalah Jalani, Nikmati, Syukuri. Segala harta kekayaan, prestasi, paras rupawan, dan popularitas nyatanya belum tentu bisa membuat kita bahagia. Hal ini nyata terjadi dan dialami oleh beberapa publik figur. Mereka sudah mencapai beragam manisnya dunia, tapi bahagia masih belum digenggamnya.


  Dalam prolognya, Mas Dwi menyisipkan sebuah tulisan yang mungkin bisa kita jadikan renungan untuk kembali mengintrospeksi diri.



“Apa artinya kesibukan 
kalau tidak bisa kita nikmati?
Apa artinya pekerjaan bergengsi
tapi bikin kita mudah stres?
Apa artinya kesuksesan
Kalau akhirnya membuat kita terkapar di rumah sakit?
Sepertinya, ada sesuatu yang tidak beres 
dan harus kita obrolkan di buku ini."

  Buku ini berisi banyak kisah-kisah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan menggugah kita untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Melihat ulang suatu masalah dalam sudut pandang yang lain, seringkali membuat kita tersadar bahwa sebenarnya kitalah yang rumit dan masalahnya dapat dihadapi dengan mudah. 


(Tampilan Belakang Buku Jalani, Nikmati, Syukuri)

  Melepaskan, merelakan, dan mengikhlaskan segala hal yang terjadi menjadi titik inti menjalani hidup dengan tenang. Juga tak lupa, selalu berpikir positif (husnudzon) kepada tuhan yang maha kuasa. 

“Rezeki itu apa yang sudah kita nikmati. Bahkan makanan yang sudah ada di depan mata kita pun belum tentu rezeki kita. Misalnya mau makan es krim, eh jatuh. Tidak jadi dimakan. Hal-hal kecil seperti itulah –yang kalau kita tidak siap- sangat mudah membuat kita kecewa. Bersiaplah. Bertawakkal sedari awal. Sebab selalu ada celah untuk kita kecewa. Sekali lagi, meskipun itu hak kita. Benar sekali bahwa rezeki itu tidak bakal tertukar, tetapi bukan itu masalahnya. Ini hanya masalah bagaimana cara kita mengelola rasa bahagia pada sesuatu yang belum (atau baru akan) kita nikmati.”
  Salah satu catatan penting dalam buku ini yang paling aku suka. Mengingatkan. Bahwa apapun yang kita terima sekalipun statusnya adalah hak kita, belum tentu benar-benar menjadi milik kita seutuhnya. Juga mengendalikan rasa bahagia saat mendapatkan hal apapun, untuk mencegah jatuh pada rasa kecewa yang begitu memilukan.


(Jalani, Nikmati, Syukuri, hal 223)

(Jalani, Nikmati, Syukuri, hal 173)

  Buku ini bagiku cukup powerful sekali. Karena terdapat banyak quotes-quotes membangun, juga dilengkapi dengan jenis huruf atau font yang aku menyebutnya dengan sebutan cute (santai dan pas dipandang mata). “Kak, aku mau baca bukunya, tapi aku tipikal orang yang gampang bosan baca buku.😟” Tenang tenang... Karena buku ini tidak monoton hanya pada 1 warna. Juga, terdapat penggalan komik singkat di beberapa halaman untuk lebih memperjelas suatu cerita.


Gimana, sudah tertarik untuk membaca bukunya?

-Ayo baca, Jelajahi dunia dengan kata-kata. ^-^

Label: ,